Tiga (3) minggu setelah kembali ke sekolah, tepatnya sejak 3 Januari 2022 dengan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) hingga kapasitas 100% ; jumlah orang terkonfirmasi tertular Covid19 jenis Omicron terus melonjak.
Hari ini, Senin (24 Januari 2022) dalam konferensi pers evaluasi PPKM :
Menteri Kesehatan – Budi Gunawan mengatakan jumlah pasien tertular telah mencapai angka 1,600 dengan sekitar 20 pasien membutuhkan oksigen. Hal ini menunjukkan angka yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Delta.
Ditegaskan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan: ‘pemerintah tetap memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen di sekolah tetap berlanjut’. Menko Luhut menegaskan, setiap kebijakan yang diambil pemerintah terkait penanganan penyebaran varian Omicron ini, selalu tepat dan terukur. Dipastikan pemerintah selalu menggunakan data untuk menganalisa dan memprediksi kondisi pandemi dari berbagai negara. Walaupun per hari ini data menunjukkan risiko perawatan dan tingkat kematian cukup rendah. Namun terpantau tingkat penularan varian Omicron di Indonesia cukup tinggi hingga menyebabkan jumlah kasus harian meningkat tajam dan berpotensi meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat serta dapat mengancam ketersediaan sistem fasilitas perawatan rumah sakit.
Berkaitan dengan tendensi merebaknya penularan Omicron ini; 5 (lima) organisasi profesi dibidang medis yakni: Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah meminta agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen bagi anak usia dibawah 11 tahun dievaluasi. Mereka meminta agar anak-anak dan keluarga diberikan opsi untuk bisa memilih mengikuti PTM atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan mengevaluasi kondisi dan profil resiko masing-masing keluarga. Latar belakang permintaan ini didasarkan pada kenyataan masih kurangnya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Faktor lainnya adalah belum semua anak telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Dalam kesempatan ini Tisande mengingatkan kepada para sahabat milenial dan terutama anak-anak untuk bersikap lebih bertanggung jawab dan disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M. Hindari perjalanan atau kegiatan berkumpul yang kurang penting atau tidak mendesak dan senantiasa berdoa memohon kiranya penularan Covid 19 berikut semua variannya segera berakhir.