oleh: Santi Lisana ; 10 November 2021
10 November identik dengan hari Pahlawan di Indonesia; didasarkan pada sekelumit latar belakang kejadian bahwa di Surabaya pada 10 November 1945, terjadi puncak pertempuran antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing yakni Britania (Inggris) setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia, menjadikan simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Merupakan sebuah pertempuran yang tidak berimbang karena pasukan Indonesia bertempur hanyalah bermodal tekad dengan peralatan minim walaupun ditopang oleh massa yang besar sekitar 20,000 tentara infanteri (rata-rata mantan perwira dan prajurit PETA) dan lebih dari 100,000 personil milisi (rata-rata para santri); dibandingkan dengan pasukan sekutu sebesar 30,000 personil dilengkapi dengan tank, pesawat dan kapal perang. Berbagai sumber mencatat pertempuran ini menelan korban tewas dalam jumlah besar pada kedua kubu dengan angka terbesar di kubu Indonesia berkisar antara 6,000 – 16,000 tewas dan lebih dari 20,000 luka-luka. Disebutkan walaupun pasukan Republik Indonesia kalah; namun pertempuran ini membangkitkan semangat bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya dan menarik perhatian internasional. Sejak saat ini pemerintah Belanda mulai memperhitungkan Republik sebagai sebuah kumpulan dengan dukungan rakyat. Demikian juga pertempuran ini meyakinkan pihak Britania (Inggris) untuk mengambil sikap netral dalam revolusi nasional Indonesia. Beberapa tahun kemudian, Inggris mendukung perjuangan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah 76 tahun, bangsa Indonesia terus mengenang peristiwa bersejarah ini. Bahkan Kementerian Sosial mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan aktivitas sejenak, berdiam selama 60 detik pada pukul 08.15 waktu setempat, untuk berdoa dan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan Indonesia.
Tisande mengajak para kaum muda, generasi 4.0, para milenial, kita buktikan cinta kita kepada para pahlawan dengan mengaplikasikan 3 (tiga) karakter penting yakni;
- Semangat nasionalisme yaitu sikap dan tindakan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan menyatakan kepentingan pribadi atau individu dan/atau kelompok dibawah kepentingan bersama.
- Cinta tanah air yaitu sikap mencerminkan rasa bangga, loyalitas, kepedulian dan rasa hormat yang tinggi untuk bahasa, budaya, ekonomi, politik, dll. (serta tidak mudah menerima tawaran dari negara lain yang dapat membahayakan bangsa sendiri).
- Cinta damai yaitu bersikap dan berperilaku yang mencerminkan suasana damai dan aman dengan ikut menciptakan ketenangan dan kenyamanan dalam komunitas masing-masing.
Ketiga karakter ini dipandang cocok untuk tidak sekedar diketahui dan diresapi; namun sangat diharapkan untuk diaplikasikan dalam kehidupan keseharian dalam berbangsa. Adalah suatu kenyataan bahwa pandemi covid 19 telah mampu meluluh-lantakkan berbagai sektor selama hampir dua (2) tahun terakhir.
Mari kita semua terutama para kaum muda, generasi 4.0 melaksanakan tindakan nyata walaupun hanya dengan hal kecil dan praktis seperti:
- senantiasa bersyukur dan mencintai segala sesuatu yang dikaruniakan Tuhan Allah SWT kepada bangsa Indonesia;
- hidup berdampingan dengan damai dalam segala keberagaman dan perbedaan;
- mencintai produk lokal produksi anak bangsa dan menggunakannya dengan bangga.
Partisipasi aktif kita semua terutama generasi produktif, generasi 4.0 akan mampu mengaktifkan roda perekonomian nasional untuk membangun Indonesia yang didambakan.
Selamat Hari Pahlawan : 10 November 2021.
Super. Maju terus Bunda Santi
Kang Almizan … Thanks for the support & compliment…. siaappp…